Desa Tempursari

Cikal bakal Desa Tempursari bermula dari Eyang Honggo Suro, yang sekarang dimakamkan disalah satu makam yang ada di Desa tempursari. 

Semula Desa Tempursari terdiri dari 3 (tiga) wilayah, diantaranya yaitu Wilayah Matamu, wilayah Kenteng dan wilayah Kerengan. Nama wilayah tersebut yang menurut bahasa jawa nama matamu terasa sangat kasar, dan nama kerengan mempunyai makna pertengkaran (selalu tidak akur). Karena dirasa nama- nama tersebut kurang baik dan sangat kasar, maka pada masa Kepala Desa Abu Khasan diganti menjadi Dusun Kenteng yang terdiri dari gabungan 2 (dua) wilayah matamu dan wilayah kenteng, kenapa dinamakan Dusun Kenteng itu dikarenakan diwilayah tersebut terdapat sebuah kenteng atau batu berlubang menyerupai lumpang yang konon menurut cerita jika kenteng/ lumpang tersebut dipindahkan oleh warga akan kembali ketempat asal semula kenteng berada, sedangkan wilayah kerengan dirubah menjadi Dusun Tempursari. Dari 2 (dua) Dusun Kenteng dan Dusun Tempursari dijadikan sebuah desa yaitu Desa Tempursari. Perubahan nama tersebut dilakukan oleh Kepala Desa Abu Khasan sebelum tahun 1920.

Pada periode Kepala Desa Tri Cahyo Widodo Nama Kedua Dusun tersebut di daftarkan ke Kemendagri dengan nama Dusun Tempursari I yang semula Dusun Tempursari, dan Dusun Tempursari II yang semula bernama Dusun Kenteng.

Wilayah Desa Tempursari berada menjorok masuk dari jalan utama kabupaten, sehingga seperti sudah tidak ada desa lagi. Adapun batas- batas Desa Tempursari, yaitu :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Purworejo

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Candimulyo

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tembelang, dan

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Surojoyo

Desa Tempursari merupakan desa terkecil nomor 2 se kabupaten magelang, yang terdiri dari 2 Dusun, 3 Rukun Warga dan 6 Rukun Tetangga, dengan jumlah penduduk 755 orang.

Masyarakat Desa Tempursari sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, selain itu ada juga yang menjadi peternak domba/ kambing dan peternak ayam.

UMKM di Desa Tempursari juga menjadi mata pencaharian Warga desa, UMKM yang ada diantaranya yaitu : Produksi gula merah yang berbahan dasar dari nira pohon kelapa, Produksi Tapai singkong, yang diproses seperti peyem, Produksi dan penjual jamu gendong, Produksi makanan rengginan yang berbahan dasar dari beras ketan, Warung wedus, yang special menyajikan menu wedus/ kambing/ domba, baik berupa sate, tongseng, gulai dll.

Usaha warung wedus merupakan salah satu usaha yang membuat Desa Tempursari di kenal, dikarenakan banyak pengunjung yang datang berasal dari luar kota, selain itu tidak hanya warung saja yang dikelola tetapi juga menyediakan Aqiqah siap saji juga penjualan hewan kurban yang biasa dikirim sampai luar kota. 

Dengan adanya warung wedus juga membantu meningkatkan perekonomian warga sekitarnya karena bisa menyerap tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengelolaan di kandang peternakan, Aqiqah dan di warungnya.

Desa tempursari adat kebudayaan juga masih terjaga kelestariannya, seperti halnya kegiatan Sadranan yang dilaksanakan pada bulan ruwah, dalam kegiatan ini banyak saudara yang dari luar desa berdatangan untuk ikut kegiatan tersebut dengaan mengirim doa yang ditujukan pada leluhur yang telah meninggal dilaksanakan bersama- sama dimakam dan dilanjutkan dengan selamatan di masing masing dusun. Selain sadranan juga ada kegiatan merti dusun yang dilaksanakan setiap selapanan dengan doa bersama memintah keselamatan, kesejahteraan, dan minta keberkhahan di setiap dusun.

Daftar Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Tempursari, yaitu :

1. Bapak Abu Khasan, menjabat sampai tahun 1920

2. Bapak Mangun Diharjo, menjabat tahun 1921- 1935

3. Bapak Muhammad Mastuti, menjabat tahun 1936- 1942

4. Bapak Dayat Darmo Winarso, menjabat tahun 1943- 1956

5. Bapak Mangun Wijaya, menjabat tahun 1957- 1973

6. Bapak Sudibyo, manjabat tahun 1974- 1982

7. Bapak Daryono, menjabat tahun 1983- 1991

8. Bapak Sutjipto, menjabat tahun 1992- 2000

9. Bapak Tri Cahyo Widodo, menjabat tahun 2001- 2007

10. Bapak Tri Cahyo Widodo, menjabat tahun 2008- 2013

11. Bapak Dahroni, menjabat tahun 2014- 2019